Kecerdasan buatan (AI) mendefinisikan ulang cara kita menciptakan, merasakan, dan mengapresiasi seni. Teknologi luar biasa ini dapat menghasilkan karya visual yang memukau dan bahkan membantu kurator dalam menyusun pameran yang menakjubkan. Meskipun baru ada selama beberapa tahun, AI sudah mulai berpengaruh di industri seni. Mari kita lihat beberapa cara teknologi ini mengubah dunia seni dan memengaruhi cara orang berpikir tentang ekspresi artistik.
1. Seni Buatan AI: Mitra Kreatif Baru
Algoritma yang didukung AI seperti DALL·E dan MidJourney mengubah cara karya seni dibuat. Dengan menggunakan alat ini, Anda dapat membuat karya seni berdasarkan petunjuk teks. Ini benar-benar membuka kemungkinan-kemungkinan baru. Apa pun yang dapat Anda pikirkan, dapat Anda ciptakan. Selain itu, beberapa artis sudah mulai berkolaborasi dengan AI sebagai “mitra kreatif”. Melakukan hal ini memungkinkan mereka untuk mendorong batasan dan berpotensi bereksperimen dengan gaya yang belum pernah mereka pertimbangkan sebelumnya.
Pada bulan November, lukisan Alan Turing yang didukung AI terjual hampir $1,1 juta. Lukisan yang dilelang dalam penjualan seni digital Sotheby itu diperkirakan hanya akan terjual seharga $120.000 hingga $180.000. Ini juga bukan pertama kalinya karya seni AI dijual dengan harga yang mencengangkan. Pada tahun 2018, Christie’s menjual lukisan yang dibuat dengan algoritma seharga $432.500. Melihat karya-karya ini terjual menunjukkan kepada Anda bahwa seni AI bukan lagi hal baru, tetapi dilihat sebagai bentuk ekspresi artistik yang sah.
2. Merevolusi Restorasi Seni
Restorasi seni adalah bagian lain dari industri yang terkena dampak kecerdasan buatan. Algoritme dapat menganalisis karya seni yang rusak atau pudar dan mengisi kekosongan tersebut. Ini membantu Anda mengetahui bagaimana tampilan aslinya. Proses ini tidak hanya lebih cepat dibandingkan teknik restorasi tradisional, namun juga lebih akurat. AI mampu mendeteksi detail yang mungkin tidak terlihat oleh mata manusia.
Dua belas organisasi di Uni Eropa berada di balik proyek PERCEIVE, yang bertujuan menggunakan teknologi ini untuk melestarikan dan merekonstruksi karya seni. Mereka berharap dapat menyusun perangkat AI yang memungkinkan individu di dunia seni merekonstruksi warna dan aspek asli berbagai karya secara digital.
3. Mengkurasi Pameran dengan Presisi
Kurator beralih ke AI untuk mengatur dan merancang pameran seni. AI menganalisis data tentang perilaku pengunjung, preferensi, dan tren untuk menyusun koleksi yang sesuai dengan audiens. Kecerdasan buatan dapat membantu museum memprediksi karya mana yang paling menarik perhatian. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengoptimalkan tata letak dan memasarkan acara dengan tepat.
Teknologi ini bahkan dapat memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi, menjadikan pameran lebih menarik dan interaktif. Galeri pintar juga dapat memberikan perspektif baru kepada kurator, memungkinkan mereka menemukan permata tersembunyi di dunia seni melalui teknologi. Secara keseluruhan, kurasi berbasis AI memastikan bahwa pameran menarik bagi beragam demografi, sehingga meningkatkan kepuasan pengunjung. Hal ini juga memungkinkan galeri yang lebih kecil untuk bersaing dengan menawarkan pengalaman berbasis data.
4. Mendobrak Hambatan dengan Aksesibilitas yang Ditingkatkan AI
Satu hal hebat tentang masuknya AI ke dalam dunia seni adalah ia meruntuhkan hambatan bagi individu penyandang disabilitas. Bagi penyandang disabilitas penglihatan, aplikasi yang didukung AI dapat mendeskripsikan berbagai karya seni melalui audio yang mendetail. Individu tunarungu dapat mempelajari lebih lanjut tentang karya seni di pameran dengan penerjemah bahasa isyarat yang dihasilkan AI. Hal ini dapat sangat meningkatkan pengalaman mereka secara keseluruhan di museum atau pameran seni.
Selain itu, AI memungkinkan lebih banyak orang di seluruh dunia untuk memahami deskripsi karya-karya tersebut dengan menerjemahkan semuanya ke dalam berbagai bahasa dengan mudah. Kemajuan ini meruntuhkan hambatan dan mendemokratisasi akses terhadap seni.
5. Mengubah Penjualan Seni Digital
Munculnya NFT (non-fungible token) didorong oleh teknologi AI. AI digunakan untuk mengautentikasi karya seni digital, memastikan keunikan dan nilainya. Platform seperti OpenSea dan Rarible mengandalkan algoritma AI untuk memverifikasi transaksi NFT dan mencegah penipuan. Pasar berbasis AI memudahkan seniman digital menjangkau khalayak global dan memonetisasi karya mereka. Kombinasi teknologi AI dan blockchain membentuk kembali cara seni dibeli dan dijual. Para kolektor kini memiliki cara baru untuk berinvestasi pada aset digital dengan percaya diri.
Renaisans Baru
Kecerdasan buatan memicu kebangkitan baru di dunia seni. Meskipun terkadang menjadi kontroversi, AI memadukan teknologi dengan kreativitas dalam beberapa cara yang menakjubkan. Itu tidak menggantikan artis dengan cara apa pun. Sebaliknya, ia telah menjadi alat dan kolaborator dalam ruang tersebut. Seiring berkembangnya teknologi ini, akan membuka pintu baru bagi seniman, kurator, dan kolektor.
Baca selengkapnya
- Ulasan Hello Prenup: Alternatif Hemat Biaya untuk Pengacara Untuk Pranikah Anda
- Berinvestasi dalam Seni dan Barang Antik untuk Kesenangan dan Keuntungan
hanwhalife
hanwha
asuransi terbaik
asuransi terpercaya
asuransi tabungan
hanwhalife
hanwha
asuransi terbaik
asuransi terpercaya
asuransi tabungan
hanwhalife
hanwha
berita hanwha
berita hanwhalife
berita asuransi terbaik
berita asuransi terpercaya
berita asuransi tabungan
informasi asuransi terbaik
informasi asuransi terpercaya
informasi asuransi hanwhalife