Dalam spektrum kesadaran sosial yang beragam, baby boomer sering berdiri terpisah dari gerakan bangun yang lebih umum di antara generasi muda. Berikut adalah pandangan yang diperluas mengapa generasi ini, tumbuh di era yang sangat berbeda, cenderung kurang peduli dengan budaya yang terbangun.
1. Pendidikan budaya yang berbeda
Baby boomer dibesarkan pada masa ketika norma -norma sosial sebagian besar berputar di sekitar nilai -nilai dan peran tradisional. Pengalaman mereka selama tahun-tahun pembentukan dipengaruhi oleh pemulihan pasca-perang dan pertumbuhan ekonomi, yang membentuk serangkaian prioritas dan perspektif yang berbeda dibandingkan dengan fokus saat ini pada keadilan sosial dan kesetaraan.
2. Pemutusan dari media sosial modern
Keterlibatan generasi ini yang lebih rendah dalam platform media sosial berarti mereka kurang terpapar pada aliran konstan dialog dan aktivisme yang meresapi platform ini. Mereka lebih mengandalkan bentuk komunikasi dan media tradisional, yang seringkali tidak menekankan budaya yang terbangun.
3. Kesalahpahaman istilah ini
Istilah ‘bangun’ itu sendiri, yang sering digunakan dalam wacana kontemporer dan online, mungkin tidak beresonansi dengan banyak boomer. Kesenjangan generasi dalam memahami jargon kontemporer ini mengarah pada pemutusan atau ketidaktertarikan dalam gerakan.
4. Prioritas stabilitas daripada perubahan
Setelah bekerja keras untuk membangun kehidupan dan karier mereka, boomer sering memprioritaskan mempertahankan apa yang telah mereka capai. Mereka mungkin melihat pergolakan atau perubahan yang dianjurkan oleh budaya yang terbangun sebagai ancaman terhadap stabilitas yang mereka hargai dan telah bekerja.
5. Prioritas Kehidupan yang Berbeda
Ketika masalah pensiun dan kesehatan menjadi lebih mendesak dengan usia, boomer cenderung lebih fokus pada aspek -aspek ini daripada secara aktif terlibat dalam aktivisme sosial atau politik yang mendefinisikan wokeness. Prioritas mereka lebih langsung dan pribadi pada tahap kehidupan ini.
6. Skeptisisme terhadap perubahan sosial yang cepat
Kecepatan dan sifat perubahan sosial yang dianjurkan oleh budaya yang terbangun dapat menjadi luar biasa atau dipandang tidak praktis oleh banyak boomer. Mereka lebih suka pendekatan yang lebih tradisional dan bertahap untuk berubah, dibentuk oleh pengalaman hidup mereka.
7. Keyakinan akan meritokrasi
Keyakinan bahwa kerja keras dan bakat menyebabkan kesuksesan sangat tertanam di banyak boomer. Mereka dapat melihat penekanan budaya yang terbangun pada hambatan sistemik sebagai tantangan terhadap konsep meritokrasi, yang mereka sayangi.
8. Ketidaknyamanan dengan kebenaran politik
Penekanan dalam budaya yang terbangun pada bahasa yang cermat dan kebenaran politik dapat tampak membatasi bagi boomer. Mereka sering menghargai komunikasi langsung dan dapat melihat norma -norma ini sebagai kendala yang tidak perlu pada kebebasan berekspresi.
9. Ketergantungan pada Sumber Berita Tradisional
Preferensi Boomers untuk surat kabar tradisional dan berita televisi melalui media online berarti mereka kurang terpapar pada narasi bangun yang lazim di platform digital. Perbedaan dalam konsumsi media ini membentuk kesadaran dan pendapat mereka tentang masalah sosial.
10. Pandangan Wokeness sebagai Tren Pemuda
Banyak boomer melihat wokeness sebagai bagian dari budaya pemuda kontemporer, sesuatu yang tidak selalu berlaku atau mempengaruhi kehidupan sehari -hari mereka. Mereka melihatnya sebagai fase yang lewat, bukan sesuatu dengan dampak atau relevansi yang bertahan lama bagi mereka.
11. Definisi kesadaran sosial yang berbeda
Gerakan sosial yang berpartisipasi atau disaksikan boomer, seperti hak-hak sipil atau protes anti-perang, mendefinisikan pemahaman mereka tentang aktivisme dan kesadaran sosial. Mereka sering memandang gerakan -gerakan ini sebagai lebih nyata dan berdampak dibandingkan dengan apa yang mereka anggap sebagai sifat budaya yang lebih abstrak.
12. Ekstremisme yang dirasakan
Beberapa boomer memandang aspek budaya yang terbangun sebagai terlalu radikal atau jauh dari pemahaman mereka tentang aktivisme sosial. Persepsi ekstremisme ini dapat menyebabkan keengganan dalam menerima atau terlibat dengan ide -ide yang terbangun.
13. Warisan dan Tradisi
Melestarikan warisan dan tradisi yang mereka tumbuh dan dibangun seringkali menjadi prioritas bagi boomer. Mereka mungkin melihat budaya terbangun, dengan fokusnya pada pembongkaran struktur tradisional tertentu, sebagai ancaman terhadap warisan ini.
14. Perasaan disalahpahami
Merasa stereotip atau disalahpahami oleh generasi yang lebih muda, lebih banyak bangun dapat menciptakan rasa terputus untuk boomer. Kurangnya saling pengertian ini menyebabkan ketidaktertarikan dalam terlibat dengan ideologi atau praktik yang terbangun.
Membina saling pengertian lintas generasi
Perbedaan dalam pemahaman dan minat pada budaya terbangun antara baby boomer dan generasi muda menggarisbawahi perlunya dialog yang terbuka dan antargenerasi. Percakapan semacam itu dapat mendorong saling memahami dan menghormati perspektif yang beragam tentang masalah sosial.
Apa pendapat Anda tentang kesenjangan generasi dalam persepsi wokeness? Bergabunglah dengan percakapan dan jelajahi bagaimana kelompok usia yang berbeda dapat menemukan landasan bersama dalam memahami masalah sosial.
hanwhalife
hanwha
asuransi terbaik
asuransi terpercaya
asuransi tabungan
hanwhalife
hanwha
asuransi terbaik
asuransi terpercaya
asuransi tabungan
hanwhalife
hanwha
berita hanwha
berita hanwhalife
berita asuransi terbaik
berita asuransi terpercaya
berita asuransi tabungan
informasi asuransi terbaik
informasi asuransi terpercaya
informasi asuransi hanwhalife